thumbnail

Ringkasan Peraturan tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru (Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah No. 11 Tahun 2025)

Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah No. 11 Tahun 2025

Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru


Latar Belakang

  1. Perubahan Kebijakan Pendidikan:

    • Fokus pada peningkatan mutu pembelajaran, pendidikan karakter, dan pengembangan bakat minat murid.

    • Penyesuaian tugas guru dan penugasan khusus.

  2. Peraturan Baru: Mengganti Permendikbud No. 15 Tahun 2018 yang telah diubah dengan Permendikbudristek No. 25 Tahun 2024.


Definisi Penting

  • Guru: Pendidik profesional dengan tugas utama mengajar, membimbing, dan mengevaluasi murid.

  • Tatap Muka: Interaksi langsung guru-murid dalam pembelajaran.

  • Satminkal (Satuan Administrasi Pangkal): Unit organisasi tempat guru terdaftar secara administratif.


Beban Kerja Guru

  • Total Beban Kerja: 37,5 jam/minggu (tidak termasuk istirahat).

  • Kegiatan Pokok:

    1. Merencanakan pembelajaran/pembimbingan.

    2. Melaksanakan pembelajaran/pembimbingan.

    3. Menilai hasil pembelajaran.

    4. Membimbing dan melatih murid.

    5. Tugas tambahan yang relevan.


Pelaksanaan Pembelajaran

  • Minimal Tatap Muka: 24 jam/minggu, maksimal 40 jam/minggu.

  • Pengecualian:

    • Guru pendidikan khusus.

    • Guru di sekolah dengan struktur kurikulum tertentu.

    • Guru di sekolah Indonesia luar negeri.


Tugas Tambahan Guru

  1. Tugas Tambahan Utama:

    • Wakil kepala sekolah, kepala perpustakaan, kepala laboratorium, dll.

    • Ekuivalensi: 12 jam Tatap Muka/minggu.

  2. Tugas Tambahan Lain:

    • Wali kelas, pembina OSIS, koordinator projek, dll.

    • Ekuivalensi: Maksimal 6 jam Tatap Muka/minggu (kumulatif).

Contoh:

  • Wali kelas = 2 jam/minggu.

  • Pembina ekstrakurikuler = 2 jam/minggu.


Peran Guru Wali dan Pendampingan

  • Guru Wali:

    • Bertanggung jawab atas pendampingan akademik dan karakter murid.

    • Ekuivalensi: 2 jam Tatap Muka/minggu.

  • Kolaborasi: Bekerja sama dengan guru BK dan wali kelas.


Penugasan Khusus

  • Kepala Sekolah: Tugas manajerial dan supervisi (ekuivalen dengan beban kerja guru).

  • Pendamping Satuan Pendidikan: Memastikan kualitas pembelajaran.

  • Guru Nonformal: Melaksanakan identifikasi kebutuhan belajar masyarakat.


Ketentuan Lain

  • Pengembangan Kompetensi: Dapat dilaksanakan di dalam/di luar Satminkal.

  • Masa Transisi: Pengawas sekolah tetap mengikuti aturan lama hingga ada penyesuaian.

RINCIAN EKUIVALENSI TUGAS TAMBAHAN LAIN GURU
(Berdasarkan Lampiran Permendikdasmen No. 11 Tahun 2025)

NoNAMA TUGAS TAMBAHANEKUIVALENSI BEBAN KERJA PER MINGGU
1Wali kelas2 jam Tatap Muka
2Pembina OSIS2 jam Tatap Muka
3Pembina ekstrakurikuler2 jam Tatap Muka
4Koordinator pengembangan kompetensi2 jam Tatap Muka
5Ketua Bursa Kerja Khusus (SMK)2 jam Tatap Muka
6Personil informasi pasar kerja (SMK)1 jam Tatap Muka
7Personil penyuluhan & bimbingan jabatan (SMK)1 jam Tatap Muka
8Personil perantaraan kerja (SMK)1 jam Tatap Muka
9Guru piket1 jam Tatap Muka
10Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi2 jam Tatap Muka
11Kepala bagian sertifikasi1 jam Tatap Muka
12Kepala bagian manajemen mutu1 jam Tatap Muka
13Kepala bagian administrasi1 jam Tatap Muka
14Koordinator pengelolaan kinerja guru2 jam Tatap Muka
15Koordinator pembelajaran berbasis projek (per rombel)2 jam Tatap Muka
16Koordinator pendidikan inklusi2 jam Tatap Muka
17Koordinator tim pencegahan kekerasan2 jam Tatap Muka
18Anggota tim pencegahan kekerasan1 jam Tatap Muka
19Pengurus kepanitiaan acara1 jam Tatap Muka
20Pengurus organisasi pendidikan tingkat nasional3 jam Tatap Muka
21Pengurus organisasi pendidikan tingkat provinsi2 jam Tatap Muka
22Pengurus organisasi pendidikan tingkat kabupaten/kota1 jam Tatap Muka
23Tutor pendidikan kesetaraan1 jam Tatap Muka
24Instruktur/narasumber program nasional1 jam Tatap Muka
25Peserta pengembangan kompetensi1 jam Tatap Muka
26Koordinator KKG/MGMP1 jam Tatap Muka
27Pengurus organisasi kemasyarakatan1 jam Tatap Muka
28Pengurus lembaga pemerintahan nonstruktural1 jam Tatap Muka

Keterangan:

  1. Ekuivalensi kumulatif tugas tambahan maksimal 6 jam Tatap Muka/minggu

  2. Tugas utama (wakil kepala sekolah, kepala perpustakaan dll) memiliki ekuivalensi 12 jam/minggu

  3. Untuk Guru BK, tugas tambahan dapat dikonversi ke ekuivalensi pembimbingan rombongan belajar

thumbnail

Prosedur Intervensi Pola Pikir - Pola Pikir Bertumbuh

Prosedur Intervensi Pola Pikir



Intervensi pola pikir (cognitive restructuring) adalah teknik dalam terapi kognitif-perilaku (CBT) yang bertujuan mengubah pikiran negatif, irasional, atau disfungsional menjadi lebih rasional dan adaptif. Berikut prosedur langkah demi langkahnya:

1. Identifikasi Pikiran Negatif/Otomatis

  • Aktivitas:

    • Minta klien mencatat situasi yang memicu stres/emosi negatif (misalnya, kecemasan, marah, sedih).

    • Gunakan teknik thought record (catatan pikiran) untuk melacak pikiran otomatis yang muncul.

  • Contoh Pertanyaan:

    • "Apa yang terlintas dalam pikiran Anda saat itu?"

    • "Apa kekhawatiran terburuk yang Anda rasakan?"

2. Evaluasi Bukti Pendukung dan Penentang

  • Analisis Realitas:

    • Bantu klien mengevaluasi apakah pikiran tersebut didukung fakta atau hanya asumsi.

    • Tanyakan:

      • "Apa bukti bahwa pikiran ini benar?"

      • "Adakah bukti yang bertentangan?"

      • "Apakah ada penjelasan alternatif?"

3. Tantang Distorsi Kognitif

  • Kenali Pola Distorsi:

    • Misalnya: overgeneralizationcatastrophizingblack-and-white thinking.

  • Ganti dengan Pikiran Rasional:

    • Contoh: Ganti "Saya selalu gagal" dengan "Saya pernah gagal, tapi juga punya banyak keberhasilan."

4. Kembangkan Pikiran Alternatif yang Seimbang

  • Formulasi Baru:

    • Bantu klien membuat pernyataan yang lebih objektif dan fleksibel.

    • Contoh:

      • Pikiran negatif: "Semua orang pasti menganggap saya bodoh."

      • Pikiran alternatif: "Beberapa orang mungkin tidak setuju dengan saya, tapi itu tidak berarti saya bodoh."

5. Uji Validitas Pikiran Baru (Eksperimen Behavioral)

  • Lakukan Eksperimen Kecil:

    • Ajak klien menguji keyakinan baru dengan tindakan nyata (misalnya, berbicara di depan umum untuk menguji ketakutan akan penolakan).

    • Catat hasilnya untuk memperkuat pola pikir baru.

6. Latihan Berkelanjutan dan Reinforcement

  • Praktik Harian:

    • Gunakan journaling atau aplikasi CBT untuk melatih restrukturisasi kognitif.

  • Teknik Tambahan:

    • Visualisasi positif, afirmasi, atau meditasi mindfulness untuk memperkuat perubahan.

7. Evaluasi Perubahan dan Adaptasi

  • Review Berkala:

    • Periksa apakah pola pikir baru mengurangi distress emosional atau perilaku maladaptif.

    • Sesuaikan pendekatan jika diperlukan.


Worksheet CBT: ABCDE Model
(Adaptasi dari Teori Albert Ellis - Rational Emotive Behavior Therapy/REBT)

Model ABCDE adalah alat dalam terapi kognitif-perilaku (CBT) untuk mengidentifikasi dan mengubah pola pikir irasional. Berikut penjelasan tiap komponen beserta contoh pengisiannya:


A. Activating Event (Peristiwa Pemicu)

  • Deskripsi: Situasi eksternal atau internal yang memicu pikiran/emosi negatif.

  • Contoh:

    • "Presentasi kerja saya mendapat kritikan dari atasan."

    • "Pacaran saya putus."


B. Belief (Keyakinan/Pikiran Otomatis)

  • Deskripsi: Pikiran atau interpretasi subjektif tentang peristiwa (A). Sering mengandung distorsi kognitif.

  • Contoh:

    • "Saya tidak kompeten dan pasti akan dipecat."

    • "Saya tidak layak dicintai."

  • Distorsi Kognitif yang Mungkin Terlibat:

    • Mind reading (mengira orang lain berpikir negatif tentang kita).

    • Overgeneralization ("Selalu gagal").


C. Consequence (Konsekuensi Emosional & Perilaku)

  • Deskripsi: Reaksi emosional atau perilaku akibat keyakinan (B).

  • Contoh:

    • Emosi: Cemas, malu.

    • Perilaku: Menghindari proyek baru.


D. Dispute (Tantang Keyakinan Irasional)

  • Deskripsi: Pertanyaan untuk menguji validitas keyakinan (B) dan mencari alternatif rasional.

  • Pertanyaan Panduan:

    1. Bukti:

      • "Apa bukti bahwa pikiran ini benar/salah?"

      • "Pernahkah saya berhasil menghadapi situasi serupa?"

    2. Alternatif:

      • "Apa penjelasan lain yang lebih realistis?"

    3. Utility:

      • "Apakah keyakinan ini membantu saya?"

  • Contoh Tantangan untuk Kasus Presentasi:

    • "Atasan mengkritik presentasi, bukan diri saya secara pribadi."

    • "Saya pernah melakukan presentasi sukses sebelumnya."


E. Effective New Belief (Keyakinan Baru yang Efektif)

  • Deskripsi: Pikiran alternatif yang lebih seimbang dan adaptif.

  • Contoh:

    • "Kritik adalah masukan untuk perbaikan, bukan tanda kegagalan total."

    • "Putus bukan berarti saya tidak layak dicintai, tapi kami tidak cocok."


Contoh Worksheet ABCDE Lengkap

KomponenContoh Isian
A (Event)Presentasi dikritik atasan.
B (Belief)"Saya bodoh dan tidak pantas di tim ini."
C (Consequence)Merasa malu, menghindari rapat.
D (Dispute)- "Apa bukti saya bodoh? Nilai kinerja saya cukup baik."
- "Atasan pernah memuji laporan saya sebelumnya."
E (New Belief)"Kritik spesifik pada materi presentasi, bukan pada kemampuan saya secara umum."

Tips Penggunaan Worksheet ABCDE

  1. Langkah Demi Langkah: Isi secara berurutan dari A ke E.

  2. Spesifik: Fokus pada satu peristiwa dalam satu worksheet.

  3. Gunakan Pertanyaan Terbuka saat mendebat (D).

  4. Evaluasi Emosi: Bandingkan intensitas emosi sebelum/setelah mengisi kolom E.


Manfaat Model ABCDE:

  • Mengurangi kecemasan/depresi dengan memutus siklus pikiran-negatif → emosi-negatif.

  • Meningkatkan kesadaran akan distorsi kognitif.

  • Membangun ketahanan mental (resilience).

Alat ini bisa digunakan mandiri atau dengan bimbingan terapis. Ada versi digital di aplikasi CBT seperti Thought Diary atau MoodTools.

thumbnail

Deep Learning - Pembelajaran Mendalam dalam Aksi



Pembelajaran Mendalam dalam Aksi

1. Deep Learning sebagai Kekuatan Perubahan

6 Kompetensi Global (6Cs) dalam Praktek

Pembelajaran mendalam berpusat pada pengembangan enam kompetensi inti yang saling terkait:

KompetensiManifestasi dalam KelasContoh Nyata
KarakterKetahanan, empati, tanggung jawabSiswa di Kanada mengembangkan ketekunan melalui proyek penelitian kanker
KewarganegaraanKesadaran global, kontribusi sosialSiswa Australia membuat perpustakaan mini untuk anak Malaysia
KolaborasiKerja tim lintas budayaSiswa Finlandia-Swedia bekerja sama memecahkan masalah iklim
KomunikasiPresentasi efektif, media digitalSiswa Uruguay membuat blog dokumentasi proyek robotik
KreativitasInovasi solusi nyataSiswa Tasmania merancang dinding grafiti melalui kolaborasi komunitas
Berpikir KritisAnalisis masalah kompleksSiswa Selandia Baru meneliti dampak ekonomi perdagangan adil

2. Temuan Utama dalam Implementasi

a. Siswa sebagai Agen Perubahan

  • Perubahan Organisasi: Siswa SMP di Ottawa membentuk tim kepemimpinan pembelajaran

  • Transformasi Sosial: Siswa Victoria mengadakan forum politik "Speed Dating with Pollies"

  • Inovasi Pedagogis: Siswa New Brunswick merancang taman ramah lebah melalui Minecraft

b. Hipotesis Kesetaraan (Equity Hypothesis)

  • Studi Kasus 1: Sam, siswa First Nations Kanada berubah dari pemalu menjadi pemimpin setelah proyek penelitian

  • Studi Kasus 2: Gabe, siswa berkebutuhan khusus berhasil dalam kinerja akademik melalui proyek nutrisi atlet

c. Pola Keberhasilan

  1. Relevansi: Proyek terkait kehidupan nyata

  2. Otonomi: Siswa memiliki pilihan dalam pembelajaran

  3. Koneksi: Kolaborasi dengan komunitas/ahli

  4. Refleksi: Dokumentasi proses belajar

3. Strategi Implementasi

Langkah Awal untuk Sekolah

  1. Diskusi Bermakna

    • Gunakan video contoh sebagai stimulus diskusi

    • Terapkan protokol "What? So What? Now What?"

  2. Membangun Budaya Pembelajaran Mendalam

    • Papan buletin interaktif 6Cs

    • Konferensi dipimpin siswa

  3. Start Small, Think Big

    • Mulai dengan satu unit pembelajaran

    • Kembangkan sistem dokumentasi kemajuan

4. Analisis Komparatif Kompetensi Masa Depan

Perbandingan dengan framework lain:

NPDL (6Cs)World Economic Forum 2020Apollo Institute 2020
KarakterKecerdasan EmosionalKecerdasan Sosial
KewarganegaraanKesadaran GlobalKompetensi Lintas Budaya
KolaborasiKoordinasi dengan Orang LainKolaborasi Virtual
KomunikasiNegosiasiLiterasi Media Baru
KreativitasKreativitasPemikiran Adaptif
Berpikir KritisPenyelesaian Masalah KompleksPembuatan Makna

5. Tantangan dan Solusi

Tantangan Utama:

  1. Resistensi terhadap perubahan peran guru

  2. Keterbatasan alat asesmen tradisional

  3. Infrastruktur teknologi tidak merata

Strategi Mengatasi:

  • Pelatihan guru berbasis inkuiri

  • Pengembangan rubrik progresif

  • Kemitraan dengan organisasi teknologi

6. Refleksi dan Tindak Lanjut

Pertanyaan Evaluasi:

  1. Kompetensi apa yang paling menonjol di kelas/siswa kita?

  2. Proyek kehidupan nyata apa yang bisa dikembangkan?

  3. Bagaimana melibatkan komunitas dalam pembelajaran?

Langkah Konkret:

  • Identifikasi 1-2 kompetensi untuk fokus awal

  • Rancang satu unit pembelajaran berbasis proyek

  • Buat sistem dokumentasi kemajuan siswa


Referensi:
Fullan, M., Quinn, J., & McEachen, J. (2018). Deep Learning: Engage the World Change the World. Corwin.
World Economic Forum (2020). Future of Jobs Report.